Kamis, 07 Mei 2015

Ayahku, iya dia ayah kebanggaanku

ayah selalu bangun pukul 04.20 tepat disaat aku terbangun juga setiap harinya,
oh tapi aku hanya melakukan rutinitas bangun sepagi itu hanya untuk senin-jum'at karena lokasi rumahku yang sebenernya tidak terlalu jauh dengan kantor tapi misteri macetnya jakarta hanya dengan selisih waktu beberapa menit itu mengerikan untukku, maka kurelakanlah bangun sebelum adzan subuh berkumandang dan bergegas mandi..
sedangkan ayah,
ayah terbangun, membersihkan diri di kamar mandi, berwudhu dan kemudian berjalan kaki menuju masjid untuk shalat subuh berjama'ah
sementara ayah menuju ke masjid, akupun bersiap diri untuk berangkat dan terlebuh dahulu menunggu iqamah subuh untuk segera shalat subuh,

ayahkulah yang selalu iqamah di masjid perumahan kami setiap harinya, setiap hari kerja ia sengaja mempercepat iqamah karena ia tak mau membiarkanku aku menunggu terlalu lama di depan masjid dan akhirnya terburu-buru mengejar omprengan langgananku yang selalu tepat waktu itu

selepas ayah iqamah, akupun shalat subuh dirumah dan lekas turun ke garasi, mengeluarkan mobil dan mengendarainya menuju masjid, ya aku menunggu ayahku selesai berjama'ah subuh
setelah salam pada tahiyat akhir, ayah tidak berdoa terlalu lama, bukan.. bukan karena ayah malas berlama-lama, tapi ayah tidak mau putrinya ini menunggu terlalu lama di dalam mobil di depan masjid

ah ayah, maafkan anakmu ini yang sampai sebesar inipun masih saja merepotkan ayah

pukul 05.00, ayahpun mengantarku ke islamic, islamic itu tempat dimana aku biasa naik omprengan setiap paginya..

sesampainya disana, kusalimi ayahku kemudian akupun turun dan selalu berucap "makasih ayaah", sebagai kompensasi yang bahkan seujung kukupun belum sebanding dengan apa yang ayah lakukan demi putrinya ini setiap harinya

Pukul 18.00
BBM dari ayahpun selalu berbunyi seperti ini kurang lebih, "nak, sudah pulang?", ayah hanya memastikan aku pulang dari kantor jam berapa untuk menyesuaikan waktu pulangnya juga agar ayah bisa menjemputku lagi, di islamic.. ya islamic ini titik pertemuan kami, baik saat ayah mengantarku ataupun menjemputku,jarak islamic dari rumahku tidak terlalu jauh, hanya sekitar 7 menit..

maka, ayah pun selalu menungguku disana agar setiba aku di islamic dan turun dari omprenganku, ayah dan aku bisa pulang bersama kerumah dan makan masakan mamaku bersama sepulang kerja

mengingat lokasi kantorku lebih jauh dari lokasi kantor ayah, maka ayahlah yang sering tiba di islamic terlebih dulu, dan menungguku, bahkan hingga ayah jatuh tertidur mungkin karena ayahpun lelah bekerja
setiba di islamic, akupun menuju tempat dimana mobil ayah parkir menungguku, dan ah hatiku rasanya yah begitulah, aku tidak bisa menjelaskan rasanya, saat kulihat ayahku dengan setia menunggu putrinya sampai untuk pulang kerumah bersama
padahal kalau ia mau, bisa saja ia pulang kerumah duluan dan beristirahat
tapi ia tidak mau, ia selalu bersikeras menungguku dan pulang bersamaku kerumah

ayahku
seingatku sejak aku bayi hingga aku berusia 23 tahun saat ini, ayahlah laki-laki yang setia padaku, memperlakukanku dengan baik, mengupayakan seluruh kemampuan terbaiknya untuk kepentingan anak-anaknya, mengantar jemput aku dan adik-adikku, semua selalu ia selipkan dan sesuaikan ditengah-tengah kesibukannya bekerja

maka, jika ada laki-laki yang hendak menggantikan posisi ia, jelas laki-laki itu tidak akan pernah bisa
ia pahlawanku, lelaki terbaikku
setidaknya, laki-laki yang akan mendampingiku nanti akan mendapat tempat baru dan bukan menggantikan tempat ayahku
ya, laki-laki yang selama ini kurasa cukup mampu berperan sedikit banyak sifat dan lakunya seperti ayahku
insha Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar